Aulia Chindiyana Prima
/ 21212248 / 1EB18
Feby Dharma Pratiwi /
22212880 / 1EB18
Poppy Desnia / 28212080
/ 1EB18
Rahayu Fitri Romadini /
25212906 / 1EB18
Tugas 1
PENGANGGURAN
A. Definisi Pengangguran
Pengangguran
bukanlah orang yang hanya diam tanpa berusaha mencari pekerjaan, tetapi arti
dari pengangguran yang sebenarnya adalah mereka yang mau mencari atau sedang
mencari pekerjaan tetapi mereka belum mendapatkan pekerjaan tersebut. Dalam
perkembangannya, pengangguran dapat dibedakan berdasarkan factor penyebab dan
menurut lama waktu mereka bekerja.
1. Jenis
pengangguran dan penyebabnya
a)
Jenis pengangguran menurut faktor penyebab
terjadinya :
ü Pengangguran konjungtur/siklis
(cyclical unemployment), yaitu pengangguran yang berkaitan dengan
turunnya kegiatan perekonomian suatu negara.
ü Pengangguran structural, yaitu pengangguran
yang terjadi karena perubahan struktur atau perubahan komposisi perekonomian.
ü Pengangguran friksional, yaitu pengangguran
yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pemberi kerja dan
pelamar kerja.
ü Pengangguran musiman, yaitu pengangguran
yang terjadi karena pergantian musim.
b)
Jenis pengangguran menurut lama waktu kerja
ü Pengangguran terbuka (open unemployment), yaitu situasi
dimana orang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan.
ü Setengah menganggur (underemployment), yaitu situasi dimana
orang bekerja,tapi tenaganya kurang termanfaatkan secara maksimal, yaitu mereka yang bekerja kurang dari 35
jam/minggu dan penghasilan yang diperoleh.
ü Belerja penuh, yaitu mereka yang bekerja lebih dari 35 jam/minggu.
B. Ciri-ciri Pengangguran di Indonesia
1) Jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan jumlah
lapangan pekerjaan
2) Perkembangan inovasi teknologi, informasi yang
menyebabkan kurangnya penyerapan SDM
3) Persaingan
era globalisasi yang ketat membutuhkan SDM yang berkualitas baik IQ maupun EQ
dengan standar kerja yang berlaku.
4) Sifat malas yang dimiliki calon pekerja memasuki
lapangan kerja yang tersedia karena memilih pekerjaan yang cocok sesuai minat
dan besarnya gaji yang diharapkan
5) Gengsi yang tinggi terhadap pekerjaan yang
ditawarkan
6) Takut menghadapi resiko kerja atau usaha
takut gagal
INFLASI dan PENGANGGURAN
Inflasi
adalah kenaikan harga barang-barang di pasar atau naiknya harga barang/bahan
pokok secara menyuluruh dan merata sehingga membuat nialai mata uang menjadi
rendah/ barang yang di dapat lebih sedikit..
Dampak inflasi :
·
Turunnya
pendapatan riil bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap.
·
Menghambat
laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
·
Turunnya
nilai tabungan masyarakat.
·
Turunnya
kekayaan masyarakat yang berbentuk kas.
Oleh
karena itu, inflasi menyebabkan terjadinya penurunan jumlah tenaga kerja karena
permintaan yang ditawarkan konsumen berkurang sehingga akan berpengaruh pada
jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan dimana perusahaan
menjadi tidak mampu lagi untuk membayar gaji/ upah dan akan melakukan PHK
(Pemutusan Hubungan Kerja).
Akibat dari PHK (Pemutusan
Hubungan Kerja) tersebut secara otomatis akan menambah jumlah pengangguran yang
ada. Tingkat Pengangguran adalah jumlah orang yang
menganggur sebagai persentase dari angkatan kerja. Lapangan kerja cenderung turun ketika output agregat
turun dan meningkat ketika output agregat naik. Akan tetapi, penurunan
permintaan tenaga kerja tidak selalu berarti bahwa pengangguran akan naik.
Kurva Phillips adalah
perspektif teoritis tentang hubungan yang ada antara inflasi dan pengangguran, Kurva phillips menggambarkan ketika
inflasi naik maka tingkat kerja yang tinggi dan jika inflasi rendah dalam
perekonomian maka tingkat ketenagakerjaan rendah dalam perekonomian.
Laju inflasi = Tingkat kenaikan upah – Tingkat kenaikan
produktivitas
Hubungan
antara Tingkat Upah dan Pengangguran
Dari
gambar diatas, kurva tersebut menggambarkan adanya hubungan negatif antara laju
inflasi dengan pengangguran, yaitu ketika
Laju inflasi tinggi maka
pengangguran rendah (dan output tinggi). Akan tetapi kebalikannya juga
justru dapat terjadi yakni kenaikan harga-harga secara umum, yang dilihat dari
laju inflasi akan menurunkan output (produksi nasional) dan dengan sendirinya
meningkatkan pengangguran.
Untuk bisa
bertahan pada tingkat daya beli seperti sebelumnya, para pekerja harus
mendapatkan gaji paling tidak sebesar tingkat inflasi. Jika tidak, rakyat tidak
lagi mampu membeli barang-barang yang ditawarkan. Jika barang-barang yang
diproduksi tidak ada yang membeli maka akan banyak perusahaan yang berkurang
keuntungannya yang menyebabkan adanya reduksi cost sebagai konsekuensi atas
menurunnya keuntungan yang diperoleh. Hal inilah yang akan mendorong perusahaan
untuk mengurangi jumlah pekerja/buruhnya dengan mem-PHK para buruh. Salah satu
dari jalan keluar dari krisis ini adalah menstabilkan rupiah. Membaiknya nilai
tukar rupiah tidak hanya tergantung kepada money suplly dari IMF, tetapi juga
investor asing (global investment society) yang mengalirkan modalnya masuk ke
Indonesia (capital inflow). Karena hal inilah maka pengendalian laju inflasi
adalah penting dalam rangka mengendalikan angka pengangguran.
Hubungan
inflasi, output dan pengangguran sangat ditentukan oleh aggregat penawaran dan
permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa yang ditawarkan. Apabila
agregat permintaan meningkat, maka permintaan terhadap tenaga kerja juga akan meningkat
(pengangguran berkurang dengan otomatis) dan produksi nasional juga meningkat
(pertumbuhan ekonomi meningkat dengan otomatis). Akan tetapi, sebaliknya,
kenaikan agregat permintaan tersebut akan menaikkan harga-harga (meningkatkan
laju inflasi) yang dinamakan hubungan
negatif inflasi dan pengangguran.
Referensi :
Sukirno, Sadono,
Makroekonomi Teori Pengantar edisi ketiga. Jakarta: Rajawali Pers, 2011
Badrudin, Rudy, Ekonomi
Makro. Jakarta: Universitas Gunadarma, 1993